x

Kasus Pupuk Jeneponto dapat Sorotan Aktivis, Subair : Negara Harus Hadir Bawa Solusi

waktu baca 2 menit
Minggu, 5 Mei 2024 14:30 0 195 BASIR HASGAS

Jeneponto,Liputan4.com–Kasus pupuk yang tengah bergulir di kejaksaan negeri Jeneponto menyeret sejumlah nama yang mengakibatkan satu orang ditahan pihak berwajib inisial RR.

Mencuatnya kasus pupuk tuai sorotan banyak pihak, termasuk aktivis sosial Subair yang akrab disapa Daeng Ta’le. Sorotan Subair lebih pada kurangnya pemerintah hadir di tengah-tengah masyarakat tani untuk mengedukasi teknis pertanian dan menyerap aspirasi para petani.

Soalan pupuk menurut Subair kebutuhan petani berbeda dengan petunjuk teknis yang direkomndasikan pemerintah, berdasarkan hasil pengamatan selama berbulan-bulan Subair menyimpulkan pupuk bukannya langka namun sebenarnya kuota kebutuhan petani yang tidak mencukupi.

Selama ini yang saya pelajari soal pupuk itu bukannya langka tapi memang kebutuhan petani yang kurang, kajiannya terjadi perbedaan pemakaian pupuk dengan cara rekomendasi pertanian dan kebiasaan para petani,”papar Daeng Ta’le,/05/24.

ROKOK ILEGAL

Analisisnya lanjut Subair ada pada kajian lahan di masing-masing wilayah pertanian sangat jauh berbeda sehingga rekomendasi penyuluh pertanian tidak bisa diterapkan.

Beda wilayah itu beda kondisi lahannya, bayangkan petani dengan lahan 1 hektar dengan asumsi 20 kilogram bibit jagung itu penggunaan pupuk kebiasaan petani sekitar 40 zak per-tanam sedangkan rekomendasi pertanian hanya 12 zak (6 zak urea dan 6 zak NPK) integrasinya dimana?,“ucapnya.

Sehingga Subair menyimpulkan kuota pupuk terbatas membuat petani yang penghidupan utamanya di pertanian memperoleh pupuk dengan cara lain. Hal ini pula yang dimanfaatkan para mafia pupuk membuat kondisi makin parah.

Subair tak menampik rekomendasi teknis pertanian dengan cara ‘tugal’ itu bagus, namun pertanian kurang memahami kondisi lahan dimana tidak semua lahan bisa di ‘tugal’ atau sistem tanam pupuk (bukan tabur kebiasaan petani).

Rekomendasi pertanian dengan cara tugal itu efektif tapi tidak semua lahan bisa di ‘tugal’, contohnya lahan dataran tinggi dengan curam kemiringan 70 derajat itu susah,”imbuhnya.

Harusnya tambah Subair, pertanian hadir di tengah masyarakat, ke pelosok desa mengedukasi, berikan solusi dan yang paling penting ini tugas KP3 (pengawas pertanian) yang sentral memahami solusi untuk petani.

Ini tugas pengawas pertanian (Kp3), jujur seharusnya negara hadir membawa solusi, soal pupuk ini soal penghidupan bagi petani, petani dipaksa mencari sendiri solusi kala kebutuhan pupuk tidak madai,”tutupnya.

Stik Famika Makassar

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

AKU PACAK
HARI KARTINI
ULTAH PULAU TALIABU
Stik Famika Makassar
LAINNYA
x
x