x

Situasi Global Tegang Usai Insiden Rudal Rusia Tewaskan 2 Warga Sipil di Polandia

waktu baca 3 menit
Rabu, 16 Nov 2022 12:45 0 286 Redaksi

Pada 16 November 2022, Polandia mengumumkan bila sebuah peluru kendali (rudal) menghantam desa Przewodów. Desa di kawasan timur Polandia tersebut berada dekat dengan perbatasan Ukraina. Menurut penyelidikan awal Kementerian Luar Negeri Polandia, rudal tersebut merupakan senjata milik militer Rusia.

Sebelum dikonfirmasi pemerintah, kabar serangan rudal ini pertama kali mencuat pada 15 November, pukul 15.40 waktu setempat, melalui jaringan radio lokal Polandia. Serangan rudal ini menewaskan dua warga sipil, dan segera memicu situasi genting di Eropa.

Pasalnya, Polandia adalah negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Sesuai artikel 5 perjanjian NATO, serangan atau agresi terhadap setiap negara anggota dapat direspons dengan pengerahan militer dari seluruh 30 negara anggota, termasuk Amerika Serikat. Jika memang Rusia sengaja melakukannya, sangat mungkin ada balasan dari NATO terhadap Moskow, dan banyak pihak mengkhawatirkan ini akan menjadi prakondisi pecahnya Perang Dunia III.

“Kami menuntut penjelasan yang detail dari pemerintah Rusia mengenai penyebab jatuhnya rudal tersebut di wilayah kami, yang dampaknya menewaskan dua warga sipil Republik Polandia,” demikian pernyataan tertulis dari Kementerian Luar Negeri Polandia. Dubes Rusia di Ibu Kota Warsawa juga telah dipanggil untuk menjelaskan situasi.

Kementerian Pertahan Rusia membantah bila negaranya sengaja menyerang Polandia, yang tak terkait dengan konflik antara Moskow dengan elit Ukraina. “Kami juga meyakini bahwa tidak ada senjata Rusia yang terlibat dalam insiden di perbatasan Polandia tersebut,” demikian kutipan pernyataan tertulis Kremlin.

Rudal tersebut menghantam sebuah gudang pengeringan gandum. Selain dua korban tewas, yang kemungkinan adalah petani setempat, dilaporkan bila beberapa bangunan, ruas jalan aspal, serta sebuah traktor hancur akibat ledakan rudal.

Presiden Polandia Andrzej Duda sudah menggelar rapat dengan jajarannya untuk menyelidiki dari mana asal Rudal tersebut. Lewat keterangan pers, yang dilansir kantor berita Associated Press, Duda meyakini bahwa rudal tersebut memang buatan Rusia. “Namun kami akan bertindak hati-hati dan tidak segera mengambil kesimpulan apapun terkait alasan rudal itu masuk ke wilayah Polandia,” ujar Duda.

Merespons ledakan rudal Rusia di perbatasan Polandia-Ukraina itu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden segera menggelar rapat darurat di tengah acara KTT G20 yang berlangsung di Bali, Indonesia. Biden merundingkan insiden ini bersama pemimpin negara G7, mencakup Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Britania Raya, dan Uni Eropa. Dilaporkan bila pelaksanaan KTT jadi sedikit tertunda akibat pembahasan rudal yang di luar agenda utama.

Setelah mendengar masukan intelijen serta paparan dari pemimpin lain, Biden menyimpulkan bila semua pihak perlu menahan diri. Memang benar bahwa rudal tersebut milik Rusia, tapi belum bisa dipastikan bahwa rudal tersebut sengaja ditembakkan ke Polandia dari wilayah Rusia.

“Jika mengacu pada penyelidikan terbaru, tidak tersedia bukti bahwa rudal tersebut ditembakkan secara sengaja,” ujar Biden saat dikonfirmasi wartawan di area KTT G20. “Jalur rudal tersebut tidak mengarah dari Rusia langsung, tapi mari kita tunggu kesimpulan yang lebih lengkap dari mereka yang berada di lokasi kejadian.”

Para pemimpin dunia, khususnya yang tergabung dalam G7, siap memberi dukungan bagi Polandia untuk melakukan penyelidikan mendalam atas insiden serangan rudal di perbatasan tersebut.

Di kesempatan berbeda, Presiden Ukraina Volodymr Zelenskyy menyebut insiden yang menimpa Polandia itu, “dapat mengeskalasi konflik secara signifikan.”

Beberapa jam setelah rudal itu menghantam Polandia, Kota Lviv di Ukraina juga dihujani militer Rusia dengan serangan rudal. Dalam serangan 15 November itu, Rusia ditengarai menyasar lokasi-lokasi pembangkit listrik milik Ukraina untuk memicu pemadaman skala nasional.

Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg menyatakan pihaknya kini memantau dengan intensif penyelidikan di Polandia. Kami berharap semua sekutu NATO untuk bertindak setelah semua fakta didapatkan,” ujar Stoltenberg.

Amerika Serikat memiliki pangkalan militer di Polandia, dari divisi 101st Airborne, alias pasukan khusus Angkatan Udara. Divisi tersebut dapat langsung bergerak jika konflik antara NATO-Rusia betulan terjadi. Polandia selama konflik Ukraina-Rusia terhitung strategis, sehingga negara tersebut selalu menjadi area transit pengiriman senjata dari Barat menuju ke Ukraina.

Google News

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA
x
x