x
PALANG MERAH INDONESIA

Pencurian Laptop Pegawai BPK di TTS Diduga by Design, Araksi Minta Polres TTS Bertindak Cepat

waktu baca 4 menit
Kamis, 25 Jul 2024 13:19 0 1003 ERIK SANU

Ket, foto (istimewa): Ketua Araksi TTS, Dony Tanoen, SE

LIPUTAN4.COM. SOE-TTS– Kasus pencurian laptop milik pegawai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menimbulkan berbagai spekulasi mengenai motif di balik aksi tersebut. Kejadian ini terjadi saat pegawai BPK sedang melaksanakan tugas audit pada salah satu lembaga besar di TTS.

Informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa pencuri hanya mengambil laptop yang berisi data penting terkait aktivitas BPK di TTS, sementara barang-barang lain seperti ponsel korban tidak diambil. Kondisi ini menimbulkan kecurigaan bahwa pencurian tersebut dilakukan secara terencana atau *by design*. Hal ini semakin diperkuat dengan fakta bahwa tidak ada tanda-tanda pembongkaran pada kunci pintu dan jendela tempat kejadian, yang ditemukan dalam keadaan baik.

Ketua Aliansi Rakyat Anti Korupsi (Araksi) TTS, Dony Tanoen, menyampaikan kecurigaannya bahwa pencurian ini tidak bisa dianggap sebagai tindakan kriminal biasa. “Ini bukan pencurian biasa. Fakta bahwa tidak ada tanda-tanda pembongkaran dan hanya laptop yang dicuri menunjukkan kemungkinan kuat adanya motif lain di balik kejadian ini,” ujar Dony Tanoen.

Araksi mendesak Kepolisian Resor (Polres) TTS agar segera memberikan perhatian serius terhadap kasus ini. Laptop yang dicuri diduga mengandung data-data penting mengenai pengelolaan keuangan negara pada lembaga yang sedang diaudit oleh BPK. Oleh karena itu, penyelidikan menyeluruh dan mendalam perlu dilakukan untuk mengungkap siapa pelaku sebenarnya serta motif di balik aksi pencurian ini.

“Kami meminta Polres TTS melalui penyidik agar kasus pencurian ini menjadi atensi khusus. Data yang hilang berpotensi mengganggu proses audit dan pengungkapan kebenaran dalam pengelolaan keuangan negara,” tegas Dony.

Polres TTS diharapkan dapat segera menemukan titik terang dalam kasus ini dan memastikan bahwa data-data penting milik BPK tidak disalahgunakan. Masyarakat TTS menantikan hasil penyelidikan ini dengan harapan agar integritas proses audit tetap terjaga dan pelaku pencurian dapat ditangkap serta diadili sesuai hukum yang berlaku.

“Kejadian ini juga menjadi peringatan bagi instansi lainnya untuk meningkatkan keamanan data dan dokumen penting selama proses audit berlangsung, guna mencegah terjadinya insiden serupa di masa mendatang,” pungkasnya.

Diberitakan Sebelumnya : Aksi pencurian yang mengejutkan terjadi di Hotel Bahagia II, Kota Soe. Seorang pegawai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) berinisial FMS (24) kehilangan laptopnya pada Senin dini hari, 23 Juli 2024. Kejadian ini menambah daftar panjang insiden kriminalitas yang terjadi di wilayah tersebut dan menyoroti masalah keamanan yang masih harus diatasi oleh pihak pengelola hotel.

Pencurian diduga terjadi sekitar pukul 03.00 WITA saat korban tengah tertidur lelap di kamar hotelnya. Ketika terbangun, FMS kaget mendapati tas yang berisi laptop miliknya telah raib. Tas tersebut, yang berisi dokumen penting, diyakini menjadi target utama pencurian tersebut.

Setelah menyadari kehilangan tersebut, FMS segera melaporkan insiden ini ke Kepolisian Resor Timor Tengah Selatan (Polres TTS). Saat ini, polisi tengah melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku di balik pencurian yang meresahkan ini.

Pemilik Hotel Bahagia II, Robert Tan, saat di temui awak media diruang kerjanya pada Rabu, 24 Juli 2024, mengonfirmasi insiden pencurian tersebut. Robert mengaku sangat terkejut dengan kejadian ini, mengingat reputasi hotelnya yang selama ini dikenal aman.

“Saya juga kaget ada kejadian itu (pencurian). Selama ini, hotel kami sangat aman dan tidak pernah terjadi pencurian. Makanya saya kaget ketika mendapat laporan ada pengunjung kita yang kecurian,” ungkap Robert kepada awak media.

Saat ditanya mengenai rekaman CCTV, Robert mengungkapkan bahwa kamera pengawas di lorong kamar korban sedang tidak berfungsi karena kerusakan pada hard disk, sehingga tidak ada rekaman yang dapat dijadikan petunjuk dalam penyelidikan.

“Hard disk kamera CCTV di lorong kamar korban rusak, sehingga tidak bisa merekam,” jelas Robert dengan nada penyesalan.

Insiden ini memberikan pukulan besar bagi Hotel Bahagia II, terutama karena FMS merupakan pelanggan tetap mereka. Robert berjanji akan memperketat keamanan di hotelnya dan memastikan semua fasilitas pengawasan berfungsi optimal.

“Pegawai BPK ini merupakan salah satu pelanggan tetap kami, sehingga saya sangat menyesal dengan adanya kejadian ini. Kami akan segera memperbaiki hard disk kamera CCTV untuk meningkatkan keamanan hotel kami,” janjinya.

Robert juga menambahkan bahwa pihaknya secara internal akan melakukan penyelidikan untuk menemukan siapa pelaku di balik aksi pencurian tersebut.(**Ardi Selan**)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

AM-SAH
Kejaksaan Republok Indonesia
CALON BUPATI SUMENEP
Menuju Taliabu Emas
Era Baru Menuju Taliabu Emas
BKPSDM PULAU TALIABU
BAWASLU TALIABU
BPBD TALIABU
LAINNYA
x
x