x

Mitos Kesaktian Tali Pocong Picu Pembongkaran Kuburan di Berbagai Daerah

waktu baca 4 menit
Kamis, 8 Sep 2022 20:45 0 218 Redaksi

Seorang pencari rumput kaget saat melewati TPU Desa Jelakcatur di Lamongan, Selasa pagi (6/9). Sebuah makam yang masih baru tampak awut-awutan seperti habis dibongkar. Dalam video yang tersebar, bahkan jenazah di makam itu sampai terlihat jelas. Hasil pengecekan menyimpulkan ini bukan peristiwa mistis, melainkan makam itu baru saja jadi sasaran pencurian tali pocong.

“Ada empat tali pocong yang hilang, tinggal tersisa satu tali pocong saja. Pihak keluarga bersama warga kemudian mengembalikan jasad korban ke dalam kuburan dan menguruk tanah kembali, setelah tali pocong dilengkapi kembali,” kata Ja’far, kepala dusun setempat, kepada Kompas.

Begitu sadar yang dicuri tali pocong, warga langsung paham kasus ini terkait mitos kesaktian tali pocong. Apalagi fakta di lapangan sesuai dengan mitos, jenazah yang dicuri talinya meninggal pada 2 September lalu alias di hari Jumat Legi menurut kalender Jawa.

Kasus ini sudah dilaporkan ke polisi, tapi akan bermanfaat jika kita sejenak menyelami seluk-beluk mitos tali pocong. Menurut seorang paranormal yang diwawancarai Detik pada Februari lalu, tali pocong orang yang meninggal di Jumat Legi emang dipercaya lebih ampuh ketimbang yang meninggal di hari-hari lain.

Wawancara itu dilakukan karena Februari lalu, kasus serupa juga terjadi di Sidoarjo. Korbannya sama: jenazah orang yang meninggal pada Jumat Legi. Yang dicuri meliputi tali pocong bagian kaki dan kepala.

Ampuh buat apa, sih? Beragam sumber menyebutkan beragam kesaktian. Misal, menurut paranormal tadi, gunanya sebagai syarat agar ilmu metafisik seseorang sempurna. Ilmunya sendiri adalah ilmu menghilang saat mencuri dan ilmu penglaris dagangan.

Paranormal lain yang diwawancarai Merdeka pada 2016 silam menambahkan daftar kesaktian lain, yakni bisa membuat pemegang tali pocong jadi kebal senjata dan bisa melompat jauh. Jujur, kami bertanya-tanya apa manfaat kesaktian melompat jauh ini di luar bidang olahraga.

Paranormal ini juga menjelaskan sejumlah aturan main jimat tali pocong. Pertama, tali biasanya disimpan di dompet atau saku celana. Kedua, yang memilikinya biasanya memang pelaku kebatinan atau setidaknya didampingi paranormal. Ketiga, pemegang jimat harus melakukan bagi hasil dengan arwah yang tali pocongnya dicuri, agar arwah tersebut bisa terus diajak bekerja sama. Tidak muluk-muluk, bagi hasilnya dalam bentuk sesajen saja.

Keempat, jimat akan hilang kesaktiannya jika dibawa ke kamar mandi. Kelima, tali pocong terbaik diambil sebelum 40 hari meninggalnya jenazah dan lebih baik lagi jika jenazah meninggal pada malam Jumat Kliwon. Sampai di sini kami juga enggak ngerti apakah Jumat Legi dan Jumat Kliwon sama-sama sakti, atau beda daerah beda kepercayaan saja.

Mitos ini tampaknya tersebar merata di berbagai daerah. Terpantau, kasus pencurian tali pocong juga pernah terjadi di Riau, Jambi, Tangerang Selatan, Subang, dan Cilacap.

Pencuri tali pocong di Tangerang Selatan yang berhasil ditangkap polisi, mengonfirmasi bahwa motifnya memang pengin menggenjot pendapatan. Pelaku yang bernama Petruk saat itu bilang pendapatannya sebagai sopir tembak terus menurun, padahal ia harus menafkahi keluarga dan adiknya. Ia berharap tali pocong curian akan memperbaiki peruntungannya (yang mana terbukti sebaliknya). Karena perbuatannya membongkar makam, ia justru dijerat KUHP Pasal 363 tentang pencurian.

Kemiskinan diduga berkorelasi dengan maraknya pencurian tali pocong, demikian menurut budayawan Banyumas, Ahmad Tohari. “Kondisi batin yang tidak sehat bisa memicu dilakukannya hal-hal yang tidak logis,” ujar Tohari kepada Okezone, 2017 silam, menanggapi pencurian tali pocong di Cilacap. “Artinya, kemiskinan dan ketimpangan sosial masih terjadi di sekitar kita. Ini harus jadi perhatian serius untuk semuanya, termasuk pemerintah.”

Sekarang pertanyaan terakhir: apakah jimat tali pocong emang seampuh itu? Mmm, bau-baunya enggak sih. Buktinya beberapa kali polisi berhasil menangkap bromocorah yang membawa jimat ini.

Pada Oktober 2020, sebanyak empat anggota komplotan pencopet spesialis angkot ditangkap warga dan polisi di Depok. Waktu digeledah, si ketua pencopet membawa jimat tali pocong dan jimat tali rusa di dompetnya.

Sebelumnya, Juni 2016, komplotan pencuri motor juga tertangkap dan kedapatan membawa tali pocong sebagai pengaman aksi mereka. Enggak cuma bawa jimat, mereka juga menjalankan disiplin tertentu, yakni cuma beraksi di hari Senin dan Jumat, lalu hanya mengambil motor merek tertentu. Kata polisi yang membekuk mereka, tali pocong berguna agar korban terhipnotis, lalu tidur pulas. Ya tapi nyatanya mereka ketahuan juga.

Google News

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA
x
x