x

Kasus Pasien Penderita DBD Di Kota Banjarbaru Mengalami Peningkatan

waktu baca 3 menit
Senin, 24 Okt 2022 16:45 0 247 Redaksi

 

BANJARBARU – LIPUTAN 4.COM. Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Banjarbaru mengalami peningkatan. Tercatat, sejak Januari hingga pertengahan Oktober 2022, sudah ada 74 kasus.

Untuk angka kasus itu memang menurun dibanding tahun 2021, berdasar data Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalsel mencatat ada 16 kasus, dibanding tahun 2020 terdata 58 kasus.

Namun, pada tiga tahun sebelumnya, Banjarbaru sempat menetapkan kejadian luar biasa (KLB), karena pada 2019 terdapat 335 kasus, 2018 (269 kasus) dan pada 2017, tertinggi 547 kasus.

Kepala Pengelola Program DBD Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarbaru, Dewi Septiani mengakui pada 2022 ini, terdapat 74 kasus dengan incident rate paling tinggi berada di Kelurahan Loktabat Selatan yaitu 65,03. Disusul Landasan Ulin Tengah dan Cempaka masing-masing incident rate 64,62 dan 51,02.

“Kasus DBD di Banjarbaru rentan terjadi pada usia 5-14 tahun d imana sebanyak 19 orang laki-laki dan 14 orang perempuan yang derita DBD, dan Perihal umtuk kasus meninggal dunia akibat DBD, semoga itu tidak ada,” tutur Dewi.

Dia mengungkapkan Dinkes Kota Banjarbaru punya yaitu satu rumah satu jumantik, sehingga tugas jumantik ini nantinya mengecek apa-apa saja yang dapat menyebabkan tempat bersarangnya nyamuk.

“Saat survei, kami dapati, paling banyak itu di ban bekas, dispenser, bak mandi dan drum bekas yang dapat menampung bekas air hujan.

Sehingga kami menyarankan agar membuang air yang menggenang, menutup drum dan lain-lain,” ucap Dewi.

Meski wabah DBD sudah menjadi endemis di Kota Banjarbaru, setiap tahunnya pasti ada saja kasus DBD ditemukan.

Guna mengurangi kasus, Dewi mengatakan perlunya kesadaran masyarakat agar lingkungan, tidak jadi tempat berkembang biak nyamuk.

Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan RSD Idaman Banjarbaru, dr.Siti melaporkan hal serupa bahwa kasus DBD yang terlapor di RSD Idaman Banjarbaru mulai meningkat pada Agustus 2022 dengan catatan ada sekitar 17 pasien.

“Ditambahkan Siti, pada September ada 21 pasien dan bulan Oktober sampai hari ini berjumlah 24 pasien terjangkit DBD. “Iya, meningkat. Tapi tidak terlalu drastis,” ucap Siti.

“Kasus DBD di Kota Banjarbaru untuk Saat ini meningkat karena terjadinya peralihan antara musim panas dengan musim penghujan atau pancaroba.” ujarnya.

“Musim peralihan ini biasanya populasi nyamuk pun bertambah, sehingga dapat membuat kasus mengalami peningkatan, Kalau daya tahan tubuhnya kuat bisa jadi tidak tertular,” ucap Siti.

Menurut dia, kasus DBD ini banyak terjadi di wilayah dengan lingkungan yang kurang terjaga kebersihannya.

“Masyarakat bisa menyingkirkan sampah yang bisa menjadi tempat bersarangnya nyamuk, di antaranya botol bekas, ban bekas hingga tempat makan atau minuman ternak,” kata Siti.

Dalam upaya untuk pencegahan, Siti bilang untuk terus mengupayakan gerakan 3M plus menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan,” ucapnya.

“Misalnya menguras dan menutup rapat tempat penampungan air, mengubur benda-benda yang berpotensi menjadi tempat yang dapat menampung air sehingga dapat mengakibatkan terjadinya perkembangbiakan nyamuk DBD seperti botol bekas dan lainnya, Kemudian plusnya jangan menggantung baju sembarangan dan memakai kelambu,” pungkasnya (Liputan 4.Com).

Berita dengan Judul: Kasus Pasien Penderita DBD Di Kota Banjarbaru Mengalami Peningkatan pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com. oleh Reporter : Irwan Saputra

Stik Famika Makassar

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

RIDWAN AZIZ
PLT BUPATI LABUHANBATU
Stik Famika Makassar
LAINNYA
x
x