x

Jurnalis Adalah Bakul Berita Bukan Hakim

waktu baca 3 menit
Selasa, 27 Sep 2022 14:45 0 351 Redaksi

 

Liputan4.com. sumatera selatan -Menjadi Jurnalis atau pewarta atau Wartawan adalah sebuah Profesi kebanggaan tersendiri bagi siapapun yang menekuni dan mengganggap bahwa pekerjaan atau profesi tersebut sebagai suatu pekerjaan yang mulia serta suatu kebanggaan untuk diri sendiri.

Jiwa menekuni profesi sebagai Jurnalis tentunya harus ditanamkan, yang tentunya harus tetap dan memastikan dalam menjaga etika Kode Etik Jurnalistik (KEJ), dimana dalam menjalankan tugasnya dengan tetap menjaga dan memiliki kapasitas dengan cara – cara yang mulia dan terhormat.

Seorang Jurnalis akan mampu bertahan dalam menekuni profesinya, jika keredibilitas dan integritas dari seorang Jurnalis akan bertahan seiring dengan sikapnya yang mampu berdiri sendiri dan tegar pada prinsip – prinsip tersebut.

Seorang Jurnalis yang lebih familiar di kalangan masyarakat disebut “Wartawan” adalah sebuah profesi dan figur yang harus mampu untuk berbaur pada seluruh lapisan dan juga harus memiliki koneksitas serta hubungan yang baik dan luas.

Jurnalis yang merupakan
Insan Pers bukan hanya dituntut memiliki kemampuan dalam membuat berita. Jurnalis juga harus dapat menempatkan dirinya sebagai seorang mediator yang netral dan independen, dapat memahami dan mengerti kapasitasnya yang memiliki banyak batasan.

Sebaliknya, tidak sedikit Jurnalis sekarang banyak kita temui dilapangkan Oknum Jurnalis yang justru seakan – akan terkesan berlaku seolah – olah kapasitasnya bisa mencakup ke segala lini, seakan merasa seperti seorang penyidik, penuntut bahkan sebagai Hakim yang berhak menghakimi.

Sebagai contoh misalnya beberapa kepala sekolah, kades atau kontraktor dan lainnya. contohnya, sering mengatakan pada saya bahwa mereka kadang berhadapan dengan Jurnalis atau wartawan terkesan seakan seperti menyidik bak Polisi. menyatakan atau menetapkan dakwaan seperti merasa seorang Jaksa bahkan tidak ragu – ragu menvonis bersalah seakan bagai seorang Hakim.

Keluhan seperti hal tersebut sebenarnya telah lama terjadi, sejaknya menjamurnya media cetak dan online yang muncul hampir setiap hari bertambah. Menanggapi tersebut saya selaku Jurnalis yang telah mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW) bersama lembaga penguji Solopos di Kota Solo Jawa Tengah dari Sumatera Selatan, untuk apa kita risih jika kita bersih dengan Jurnalis atau Wartawan.

Ditambah lagi yang sangat ironis dalam perekrutan tenaga Jurnalis atau wartawan terkesan asal – asalan tanpa menilai dan mengedepankan segi kualitas dan SDM dari calon Jurnalis atau wartawan tersebut, setidaknya diberikan pembekalan untuk dapat dan mengerti dalam mengutamakan kode Etik Jurnalistik Indonesia yang bermartabat dan cerdas.

Artinya hanya kemitraan yang membuat seorang Jurnalis atau wartawan menjadi sosok yang kuat dengan profesinya bukan mengedepankan arogansinya. Kekuatan menjaga bermitra dari seorang Jurnalis dengan selalu menjunjung KEJ akan membentuk kewibawaan Jurnalistik itu sendiri.

Seorang Jurnalis hanya pemberi dan penyaji informasi dan berita yang berimbang serta akurat dengan mengedepankan azaz praduga tak bersalah. Hakekatnya Seorang Jurnalis adalah bakul (penjual) bukan HAKIM.

Seorang Jurnalis menjadikan menulis berita sebagai makanannya sehari – hari, baik di media cetak, online, majalah, koran atau lainnya. Selain itu, untuk Jurnalistik atau wartawan online harus mampu dan ahli untuk menyampaikan kata – kata secara jelas agar mudah dimengerti oleh pembacanya.

Berita dengan Judul: Jurnalis Adalah Bakul Berita Bukan Hakim pertama kali terbit di: Berita Terkini, Kabar Terbaru Indonesia – Liputan4.com. oleh Reporter : Agus Maulana

Stik Famika Makassar

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

RIDWAN AZIZ
PLT BUPATI LABUHANBATU
Stik Famika Makassar
LAINNYA
x
x