x
HARI KARTINI

Kontroversi Penanganan Gizi di Konawe:  Diduga Warga Keluhkan Program Pengentasan Stunting 

waktu baca 4 menit
Senin, 5 Feb 2024 20:45 0 110 TORNADO

Liputan4.com, Konawe – Penanganan Gizi kurang di sejumlah wilayah kecamatan Konawe’ memang masih tidak sesuai dengan misi yang digulirkan Pemerintah Daerah kabupaten Konawe.

Pemerintah Daerah sendiri saat ini tengah mengejar penurunan angka stunting dan gizi buruk juga Gizi Kurang dengan target 14 persen pada tahun 2024.

Beberapa warga di Kecamatan Konawe diantaranya Kelurahan Tudaone, Desa Uelawu, desa Mokowu, juga Desa Asiniwowo, melayangkan keluhan di sejumlah Grup (WhatsApp) lantaran menu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk program pengentasan stunting dinilai tidak sesuai dengan anggaran. Minggu (4/2/2024)

Sungguh sangat di sayangkan diduga Oknum Pengelola PMT Lokal di Puskesmas Tawanga, setelah dua Minggu pemberian makanan tambahan lokal menu makanan lengkap, setelah pak hanya diberikan Pisang ijo, tahu isi, Nugget, bubur kacang hijau,dll, pak Itupun seminggu di berikan seminggunya tidak diberikan, ungkap ibu dari anak yang sangat membutuhkan Bantuan makanan tambahan yang namanya jangan di publikasikan.

Penanganan Gizi kurang di sejumlah wilayah kecamatan Konawe’ memang masih tidak sesuai dengan misi yang digulirkan Pemerintah Daerah kabupaten Konawe.

Pak minta tolong namaku jangan kita Tulis kasian, saya takut nantinya anak saya tidak diberikan lagi perhatian dari Puskesmas, ucapnya”

Dalam unggahan foto yang beredar di grup WhatsApp misalnya, menu makanan PMT yang diberikan lengkap hanya dua Minggu saja, yang semestinya diberikan selama sembilan puluh hari, yang seharusnya dua kali makan menu lengkap setiap Minggu Selama sembilan puluh hari, dan lima kali setiap Minggu makanan Kudapan selama sembilan puluh hari, namun yang terjadi pemberian makanan tambahan selanjutnya setelah dua Minggu hanya diberikan makanan Kudapan.

Hal ini menjadi sorotan lantaran menu yang disajikan dianggap tidak sesuai dana yang dialokasikan per PMT, yakni untuk Balita sebesar Rp16.500 ribu dan ibu hamil sebesar Rp. 21.500 dengan jumlah Total anggaran untuk pemberian makanan tambahan lokal selama sembilan puluh hari sebesar Rp  60.480.000

Masyarakat desa Hudoa juga mempertanyakan perihal Menu makanan yang sama antara Bayi, Balita dan ibu Hamil

Dalam Keterangan lainnya masyarakat di desa Uelawu, saat media, melakukan konfirmasi,  penerima bantuan makanan tambahan lokal juga mengeluhkan lantaran menu PMT yang di berikan hanya berupa bubur kacang hijau, pisang hijau dan Bakwan dan Nugget

Masih di kecamatan Konawe’ Desa Tudaone’ Warga lainnya juga mengeluhkan pemberian makanan tambahan lokal yang di rasakan gatal (Nugget) Mereka lantas menanyakan anggaran untuk menu PMT yang seharusnya bisa menyajikan menu lebih layak.

Pak masa anak kami Balita diberikan makan Nugget, ini kan Lucu kata dia, ibu orang tua penerima bantuan makanan tambahan pada Balita pun Mencicipi Nugget tersebut langsung mengalami gatal di Lidah Keluhnya” dan pak masa Nugget nya diberikan selama Satu Minggu berturut-turut keluhnya”

Kader Posyandu di wilayah kecamatan Konawe’ memang diharapkan dapat menjadi ujung tombak pengentasan Gizi Kurang di setiap kecamatan, Nyatanya, Efektivitas penggunaan anggaran stunting di level Kecamatan masih menemui banyak kendala.

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) adalah kegiatan pemberian makanan kepada balita dan ibu hamil dalam bentuk kudapan yang aman dan bermutu beserta kegiatan pendukung lainnya dengan memperhatikan aspek mutu dan keamanan pangan. Serta mengandung nilai gizi yang sesuai dengan kebutuhan sasaran.

Aturan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) ada dua macam yaitu selama dua hari makanan dengan Menu Lengkap dan dua hari makanan Kudapan di berikan Seminggu secara berulang ulang, Yang memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memenuhi kebutuhan zat gizi yang dibutuhkan oleh balita dan ibu hamil

PMT pemulihan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita sekaligus sebagai pembelajaran bagi ibu dari balita sasaran. PMT pemulihan diberikan dalam bentuk makanan atau bahan makanan lokal. yang Hanya dikonsumsi oleh balita gizi kurang dan sebagai tambahan makanan sehari-hari bukan sebagai makanan pengganti makanan utama.

Sangat disayangkan pemberian makanan tambahan selain tidak Sesuai jadwal yang ditetapkan juga menu makanan yang diberikan dinilai tidak memenuhi standar gizi,”

Dengan jumlah anggaran yang tersedia, menurut media, bisa lebih dimaksimalkan menu PMT yang disajikan. Media juga meminta Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe jangan Tutup mata sekali kali turun lah mengawasi dan mengevaluasi program penyaluran PTM, ujar warga

Sehingga pemberian makanan tambahan lokal bisa dilaksanakan dengan tepat waktu dan tempat sasaran. “Menu makanan program PMT kan untuk perbaikan gizi anak Gizi kurang. Jadi harus ideal menu PMT yang diberikan,”

Untuk diketahui bahwa pemberian makanan tambahan lokal yang di berikan oleh Pengelola PMT Puskesmas Tawanga hanya di lakukan selama Empat puluh hari yang semestinya diberikan sembilan puluh hari. Pengelola PMT Puskesmas Tawanga bisa dinilai GAGAL dalam Pelaksanaan PMT Lokal. (Queto/Rilis)

Stik Famika Makassar

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ULTAH PULAU TALIABU
RIDWAN AZIZ
PLT BUPATI LABUHANBATU
Stik Famika Makassar
LAINNYA
x
x