x

Dispora Kalsel Resmi Buka Kejuaraan Balap Jukung Tradisional Di Daerah Jembatan Bromo

waktu baca 2 menit
Selasa, 9 Jan 2024 10:46 0 133 G. IRAWAN

 

 

BANJARMASIN – LIPUTAN 4.COM. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan resmi membuka kejuaraan lomba Dayung atau Balap Jukung Tradisional, bertempat di Bawah Jembatan Bromo Banjarmasin, Minggu (07/01/24).

Pelepasan peserta lomba jukung tradisional langsung dilakukan oleh Gubernur Kalsel, H.Sahbirin Noor yang diwakili oleh Biro Administrasi Pimpinan, Berkatullah dan pejabat lainnya.

Ia mengatakan, antusias peserta mengikuti kejuaraan balap jukung di Banjarmasin cukup tinggi, “Ada 64 peserta yang ikut festival, itu pun sudah dibatasi. Seandainya kita buka lagi makin banyak yang ingin bergabung,” ucap Berkatullah.

Lebih lanjut ditambahkannya, lomba ini terbuka untuk umum dan pesertanya berasal dari Banjarmasin hingga ada yang dari Barito Kuala,” tuturnya.

“Festival ini yang memperebutkan Piala Paman Birin Cup 2024 dan hadiah jutaan rupiah, dan sistem perlombaan tersebut dimainkan dengan sistem gugur dan peserta beradu kecepatan mendayung jukung di aliran Sungai Mantuil dengan jarak yang ditempuh sejauh 400 meter,” terangnya.

Dipilihnya untuk pertama kali lokasi di Sungai Mantuil atau Bawah Jembatan Bromo karena memiliki pesona alam yang luar biasa, dan daya tarik wisata bagi wisatawan yang berkunjung sekaligus dapat memberikan hiburan bagi masyarakat sekitar bantaran sungai, “Mungkin ke depan event ini akan kami kembangkan dan diperluas lagi pesertanya sampai ke luar daerah,” katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pembudayaan Olahraga Dispora Kalsel, Budiono mengatakan kegiatan ini menjadi motivasi khususnya bagi pecinta olahraga dayung untuk semakin giat berlatih,” ucapnya.

“Sehingga nantinya dapat melahirkan bibit atlet baru serta dapat mengembangkan potensi atlet untuk memperkuat Kalsel dalam kejuaraan baik di nasional maupun internasional,” tuturnya.

Sementara itu, Kasi Pengembangan Olahraga Rekreasi, Tradisional dan Layanan Khusus Dispora Kalsel, Rizal Hamid menambahkan kegiatan ini menjadi wahana untuk lebih memahami, menghargai, dan merayakan pesona perahu tradisional.

Perahu-perahu ini kata Rizal bukan hanya sekedar sarana transportasi, tetapi juga merangkum sejarah, keterampilan, dan kekayaan budaya yang tidak ternilai,” ucapnya.

Ia juga berterima kasih kepada semua elemen, yang telah menjaga dan merawat warisan budaya ini, “Dan terima kasih kepada semua yang telah berkontribusi dalam menjaga warisan ini tetap hidup,” pungkasnya (IWAN L4/Bidi).

Stik Famika Makassar

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

RIDWAN AZIZ
PLT BUPATI LABUHANBATU
Stik Famika Makassar
LAINNYA
x
x