x
HARI KARTINI

Disebut Tidak Profesional Saat Bertugas Melayani Seorang Pasien Ibu Hamil, Ini Keterangan Pihak RSUD Mandau

waktu baca 4 menit
Selasa, 16 Mei 2023 14:44 0 873 ERWIN NABABAN

Bengkalis-Riau,Liputan4.com – Beberapa Oknum petugas Medis yang ada di RSUD Mandau disebut tidak Profesional saat bertugas melayani seorang pasien Ibu Hamil.

Pernyataan itu diungkapkan langsung Hendra Putra Sitompul (36) warga Jalan Hasan C Kampung Perbaungan RT 003 RW 002 Desa Tasik Serai Barat, Kecamatan Talang Muandau, Kabupaten Bengkalis kepada Liputan4.com pada tanggal 15 Mei 2023.

“Atas peristiwa yang saya alami, para Oknum petugas medis di RSUD Mandau yang menangani istri saya tidak profesional bertugas. Mulai dari dokter yang menyebut bahwa bayi saya sudah meninggal diusia kandungan 5 bulan, perawat yang menyatakan bahwa istri saya terkena covid dan juga darah yang didonorkan oleh keluarga juga sebanyak 4 kantong, namun yang dipakai istri saya cuma 3 kantong, tidak ada penjelasan dari pihak RSUD Mandau”, ujar Hendra.

Adapun peristiwa yang dialami Hendra sebelumnya yakni, berawal dari Rabu pagi, 26 April 2023 lalu, istri dari Hendra Putra Sitompul, yakni Maya Sari br Panjaitan, mengalami pecah ketuban yang mengeluarkan air bercampur darah.

Atas kejadian tersebut, Hendra langsung memanggil seorang Bidan dan dukun beranak yang ada dikampungnya. Dan saat itu, keduanya menyatakan bahwa kandungan istrinya dalam keadaan baik dan sehat.

Karena keinginan yang sangat untuk menjaga kesehatan kehamilan anak ke 4 nya itu, Hendra pun kemudian membawa istrinya ke RSUD Mandau pada Rabu siang (26/4), dengan berharap mendapatkan perawatan Medis yang maksimal.

Setibanya di RSUD Mandau, sekira pukul 14.00 Wib (26/4), istrinya langsung dibawa keruang IGD, dan langsung ditangani oleh dokter.

“Namun saat ditangani di IGD, pernyataan oknum dokternya sangat berbeda dengan penyataan saat diperiksa oleh bidan dan dukun anak. Oknum dokter itu mengatakan kalau bayi yang ada dalam kandungan istri saya yang berusia 7 bulan tersebut sudah meninggal kurang lebih dua bulan lalu, atau tepatnya pada saat usia kandungan berusia 5 bulan. Dan oknum dokter itu juga menjelaskan bahwa janin didalam kandungan istri saya sudah hancur seperti air dan menjadi gumpalan darah dan harus diberi tindakan operasi atau dikerok karena tidak bisa lahir normal”, kata Hendra mengawali kronologis kekecewaannya terhadap pelayanan para oknum Medis RSUD yang dikatakannya tidak profesional bertugas.

Ia juga menerangkan peristiwa saat istrinya diruang rawat inap. Yang mana pada saat itu istrinya merasakan sakit yang luar biasa. Ia memanggil para perawat untuk segera melihat kondisi istrinya, namun para perawat yang bertugas saat itu terkesan cuek dan mengatakan “tunggu dan bersabar”.

Karena karena sudah berulang-ulang (4 kali) memanggil para oknum perawat itu, dan tidak juga segera melihat kondisi istrinya, dan yang kelima kalinya, Hendra pun sempat emosi, barulah para perawat bergegas dan melihat istrinya. Namun istrinya sudah melahirkan secara normal tanpa pertolongan perawat.

“Oknum perawat saat itu hanya membersihkan ari ari janin yang memang sudah dalam keadaan meninggal. Perawat juga mengatakan kalau besok istrinya sudah bisa pulang. Namun Hendra tidak setuju, dan harus dilakukan periksa ulang”, terang Hendra.

Terkait dengan tuduhan tidak Profesionalnya beberapa para petugas tersebut, Direktur RSUD Mandau, Silvia Febriani, melalui Humasnya, Iwan Ridwan dengan didampingi Kabid Pelayanannya, Armen, membantah seluruh tuduhan Hendra Putra Sitompul, suami dari pasien atas nama Maya Sari br Panjaitan.

“Seluruh tuduhan itu tidak benar. Dapat kita pastikan semua aktifitas pelayanan kepada seluruh pasien di RSUD Mandau sudah maksimal dan akurat sebagaimana dengan aturan Kesehatan. Seperti pernyataan perawat kita terkait pasien yang antigennya positif Covid. Itu benar, karena berdasarkan hasil test antingennya. Kemudian terkait pernyataan dokter yang menyatakan anak yang didalam kandungan istri saudara Hendra sudah tidak bernyawa lagi pada usia kandungannya 5 bulan, itu benar, dan sudah ada berita acaranya. Karena apa yang disampaikan tim Medis kita itu semua berdasarkan hasil pemeriksaan dengan menggunakan peralatan Medis yang ada,”, terang Armen yang didampingi oleh Iwan Ridwan.

Ia kemudian membantah juga terkait tuduhan lambatnya pelayanan para oknum perawat saat menangani kelahiran istrinya.

“Kami sudah meminta keterangan dari perawatnya, dan dijelaskan bahwa perawat kita sudah secara maksimal bertugas saat ibu itu melahirkan. Jadi tidak benar kalau tidak ada dibantu oleh perawat kita. Dan terkait bantuan donor darah ada 4 kantong saat itu, namun yang dipakai hanya 3 kantong, itu benar. 1 kantong lagi masih ada, dan masih kita simpan. Jika diminta, kami akan kembalikan ke pihak keluarga. Yang jelas, seluruh aktifitas pelayanan terhadap pasien merupakan yang paling kami utamakan di RSUD Mandau ini. Tentunya dengan mengedepankan seluruh aturan Kesehatan yang berlaku”, terang Armen kemudian.

Stik Famika Makassar

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ULTAH PULAU TALIABU
RIDWAN AZIZ
PLT BUPATI LABUHANBATU
Stik Famika Makassar
LAINNYA
x
x