x

Antara Sugesti atau Fakta: Kompres Es Batu ke Testis Diklaim Bangkitkan Libido

waktu baca 4 menit
Senin, 26 Sep 2022 13:45 0 219 Redaksi

Kejantanan adalah segala-galanya bagi pria. Jutaan cara akan dicoba jika itu bisa membangkitkan gairah seksual, dari menjajal afrodisiak, konsumsi obat kuat, menjemur selangkangan, hingga yang terbaru menempelkan kompresan es batu ke buah zakar.

Kadar testosteron dipercaya akan mengalami peningkatan setelah testis didinginkan pakai es batu atau air dingin. Bahkan praktik ini disebut-sebut mampu meningkatkan kualitas sperma, serta memperbaiki pola tidur yang berantakan.

Ide mengompres testis muncul dari anggapan area selangkangan tidak boleh terlalu lama terpapar panas, karena itu dapat berdampak buruk bagi kesuburan. Ahli urologi Lye Diwa di Filipina menerangkan, buah zakar adalah alat reproduksi bagian luar yang berfungsi lebih baik pada suhu yang lebih rendah dari suhu normal tubuh. Dari segi morfologi dan mobilitasnya, sperma yang diproduksi testis cenderung “kurang ideal” apabila suhu di sekitar selangkangan terlalu hangat. Namun, sampai saat ini, belum ada bukti ilmiah yang mendukung kemanjurannya sebagai pendongkrak libido maupun sperma.

“Sejumlah studi telah menunjukkan suhu dingin dapat meningkatkan kualitas sperma, tapi belum ada uji klinis besar yang menganjurkan praktik kompres es batu,” Diwa memberi tahu VICE. Satu penelitian justru menemukan sebaliknya—paparan suhu dingin dapat menurunkan kadar testosteron pada laki-laki berusia 19.

Kurangnya bukti ilmiah tentu tidak menghentikan orang untuk mencoba cara ini. Selain gampang dipraktikkan, kamu tidak perlu mengeluarkan biaya sepeser pun. Beberapa mengompres pakai ice pack atau es yang telah dibalut waslap, sedangkan yang lain mandi air dingin. Tujuan utamanya yaitu mendinginkan area di sekitar buah zakar, terutama setelah melakukan aktivitas fisik yang menguras keringat atau mandi sauna.

“Kamu cukup mendinginkan [testis] sebentar, jangan sampai membuatnya mati rasa,” terang Siim Land, penulis yang mempraktikkan terapi biohack. Menurutnya, efek akan terasa dalam beberapa saat.

Jika kamu ingin pakai es batu, Land menyarankan agar kamu tidak langsung menempelkannya ke kulit. Lapisi dengan kain atau handuk supaya tidak meninggalkan luka bakar karena terlalu dingin.

Kualitas sperma hanya bisa diketahui secara pasti dengan berkonsultasi ke dokter. Akan tetapi, banyak laki-laki yang mengaku merasakan khasiat mengompres testis pakai es. Contohnya Vlad, yang menempelkan ice pack ke selangkangan setiap sauna.

“Paparan panas tidak bagus untuk kualitas sperma. Berhubung saya dan istri sedang berusaha punya anak, saya menempelkan ice pack [beberapa detik sekali] ke testis selama sauna 15 menit. Awalnya terasa tidak nyaman, tapi kemudian saya jadi terbiasa. Ada sensasi dingin semriwing, dan bisa menjernihkan pikiran,” tutur lelaki yang berprofesi pembuat film.

Dan ternyata, sang istri, yang usianya sudah akhir 30-an, bisa hamil dalam dua bulan. Vlad mengakui dirinya tidak dapat memastikan itu benar-benar efek kompres es, sebatas keberuntungan atau kesehatan reproduksi mereka baik-baik saja. Tapi setidaknya, praktik ini tidak merugikan mereka.

Selanjutnya ada Marc S., yang mengompres testis dengan es untuk melepas penat dari tuntutan pekerjaan sebagai guru. “Saya merasa lebih energik setelah pakai kompres es. [Eksim] saya juga membaik. Secara keseluruhan, saya jauh lebih bersemangat dan stres pun mereda, sehingga membangkitkan libido dan niat berolahraga,” ujarnya.

Selain mengompres buah zakar pakai es, pelatih kebugaran Felipe Rodas juga mempraktikkan terapi paparan sinar lampu merah dan menjemur selangkangan. Dia mengompres testis dua kali sehari selama 5-10 menit agar tidur lebih nyenyak di malam hari.

Bagi yang skeptis dengan terapi biohack ini, manfaat yang mereka rasakan tak seberapa jika dibandingkan dengan berolahraga, menjaga pola makan sehat dan jadwal tidur teratur. Para lelaki yang kami ajak bicara untuk artikel ini menyadari hal tersebut, tapi mereka tetap beranggapan kompres es patut dicoba karena relatif simpel dan tidak memakan waktu.

Land sepakat praktiknya membutuhkan lebih banyak bukti ilmiah, dari uji coba acak yang mengontrol lebih banyak variabel. Dia juga membenarkan ada banyak cara yang jauh lebih penting untuk meningkatkan kadar testosteron dan kesehatan sperma. Namun, ia tetap merasakan manfaat dari praktik ini. Selama tidak berbahaya dan dilakukan dengan benar, kenapa tidak?

Follow Romano Santos di Instagram.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA
x
x